Setelah 88 Tahun, Upacara Karya Yadnya Baligia Kembali Digelar
Karangasem – Keluarga besar 10 Griya di kabupaten Karangasem, Bali, menggelar upacara Melaspas Pesucian dan Ngulonang Daging, di Griya Ulon Jungutan, Banjar Dinas Jungutan, Desa Adat Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Rabu (16/5/2018).
Melaspas Pesucian dan Ngulonang Daging ini merupakan rangkaian Karya Yadnya Baligia, yang puncaknya nanti akan dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2018.
Upacara Karya Yadnya Baligia ini merupakan bentuk persembahan penghormatan kepada leluhur, setelah pelebon atau pengabenan di Bali. Sebelumnya upacara besar seperti ini pernah digelar pada tahun 1930 atau sekitar 88 tahun silam.
Seribuan lebih warga masyarakat ikut terlibat dalam upacara Melaspas Pesucian dan Ngulonan Daging kali ini. Hadir pula tokoh masyarakat Bali, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, dan tokoh Griya Ulon Jungutan, Ida Bagus Oka Gunastawa.
Oka Gunastawa mengatakan, acara ini digelar secara bersama-sama untuk menghormati sekitar 600 roh leluhur yang telah diaben. Dari jumlah tersebut, 83 di antaranya merupakan leluhur dari 10 Griya di Karangasem dan sisanya sekitar 508 leluhur dari masyarakat umum seluruh Bali.
“Jadi hari ini kita gelar upacara Melaspas Pesucian dan Ngulonang Daging, yang merupakan rangkaian Karya Yadnya Baligia, yang puncaknya akan dilaksanakan tanggal 10 Agustus 2018,” jelas Gunastawa.
Karya besar ini digelar bersama-sama, selain untuk memupuk kebersamaan, juga untuk meringankan pembiayaan.
Melaspas Pesucian dan Ngulonan Daging yang digelar hari ini diakui Oka Gunastawa, dilaksanakan untuk memasukkan seluruh bahan atau perlengkapan upacara jelang Karya Yadnya Baligia.
“Seluruh perlengkapan upacara, akan disimpan di satu tempat khusus, yang dinamakan Pesucian. Di mana tempat tersebut, tidak boleh sembarangan orang boleh masuk. Ditempat tersebut, orang tidak boleh bicara bebas, membuang ludah, garuk kepala, atau hal lain yang dianggap tidak pantas,” beber Gunastawa, yang juga Ketua DPW Partai NasDem Provinsi Bali.
Sementara tokoh masyarakat Bali, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, mengapresiasi pelaksanaan karya agung ini. Menurut dia, selain untuk memperkuat kebersamaan, upacara ini juga dilaksanakan bersama-sama untuk meringankan pembiayaan. “Saya berharap, seluruh rangkaian acara penghormatan leluhur ini dapat berjalan lancar hingga upacara puncaknya nanti,” tutur Rai Mantra. (*)