Digitalisasi Memberi Banyak Manfaat, Yuk Maksimalkan Penggunaannya
Kupang NTT -Semakin meluasnya penggunaan internet di segala kalangan masyarakat mempermudah banyak bidang kehidupan manusia. Selain kemudahan di berbagai sendi kehidupan manusia, dunia maya juga memunculkan banyak peluang untuk meningkatkan taraf kehidupan manusia.
Menurut Fendi, Founder of SuperStar Community Indonesia (Digital Entrepreneur Community), dunia online itu punya segudang peluang untuk benar-benar merubah kehidupan manusia.
“Dulu mungkin kita tidak membayangkan bahwa akan melihat pola perubahan market dan semuanya bisa dipelajari lewat internet. Contohnya saya dulu yang hidup dari dunia entertainment sebagai penyanyi kemudian sempat vakum dan beralih ke pekerjaan online hanya dalam waktu tak hampir setahun bisa mendapat untuk 1 miliar,” jelas Fendi dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu 18 Agustus 2021.
Untuk itulah, kata Fendi, betapa pentingnya memiliki digital skill di masa pandemi seperti sekarang ini. Sebab potensi segala macam pekerjaan dan bisnis yang menghasilkan pundi-pundi rupiah terbentang lebar dengan memanfaatkan digital.
Fendi juga mencatat keuntungan besarnya pengguna internet di Indonesia hingga Januari 2021 yang mencapai 274,9 juta atau 57% dari populasi. Saat ini banyak orang yang dulu tak pernah pernah pegang HP sekarang pegang HP dan jumlah HP lebih dari 345,3 juta atau 125,6% dari populasi Indonesia,
“Dengan melihat potensi pengguna dunia maya yang begitu besar adalah bagaimana HP kita bisa maksimal tidak cuma untuk bermain medsos saja tetapi lebih dari itu. Bagaimana cara kita memanfaatkan kecanggihan dari era digital hari ini,” ujar Fendi dalam webinar yang dipandu oleh Claudia Lengkey ini.
Lebih lanjut dikatakannya juga bahwa untuk itulah sebagai pengguna internet harus bisa memiliki kemampuan untuk melakukan dan menyelesaikan pekerjaan dengan memanfaatkan perangkat digital atau teknologi.
Contoh yang paling nyata kemanfaatan dunia digital yang besar adalah transformasi bisnis dari zaman ke zaman hingga saat ini yang berawal dulu dari penjualan langsung, Kemudian berlanjut dengan toko fisik yang sangat perlu biaya overhead, stock inventory dan jangkauan terbatas oleh karena lokasi geografis.
Kemudian berlanjut di awal tahun 2000 saat orang berubah ke toko online dengan modal lebih kecil dan bisa beroperasi 24 jam 7 hari seminggu dengan biaya overhead lebih kecil tapi masih perlu stock inventory dan perlu melakukan pengiriman produk sesuai pesanan pembeli. “Toko online juga penjual perlu mengerti cara mengelola situs web dan maintenancenya,” lanjutnya.
Hingga sampai kepada yang tengah marak saat ini adalah bisnis generasi berikutnya yaitu provider sosial e-commerce website yaitu platform online berbasis media sosial atau sosial web e-commerce. Tugas kita hanya untuk berpartisipasi dan mengikuti perkembangan website.
“Platform bisnis yang siap pakai untuk bisnis partisipan, berpromosi dan berbagi informasi dengan tingkat risiko dan investasi partisipan sangat kecil, mobilitas dan konektivitas global atau bisa dilakukan dari dimanapun dan selalu terhubung ke seluruh dunia,” katanya.
Dengan memanfaatkan dan menguasai keahlian digital banyak keuntungan yang didapat seperti menghemat waktu, biaya, memperluas jaringan dan membuat keputusan lebih baik, belajar lebih cepat dan efisien dan ramah lingkungan serta memperkaya keterampilan. “Jangan sampai kita jadi kita tidak bisa memanfaatkan semua kecanggihan teknologi yang telah disediakan di depan mata dan segala ilmu bisa didapat dengan gratis,” katanya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kaimana, Papua Barat ini juga menghadirkan pembicara lainnya, yakni Josephine Brightnessa, Marketing Manager Digital App, Marianus Saidanha Neno, S.Fil, MM, Dosen dan Reza Aditya sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.