Memanfaatkan Media Digital untuk Kemajuan Pariwisata

0

Tolikara Papua- Perkembangan teknologi yang sangat pesat telah mengubah secara keseluruhan industri pariwisata melalui media digital. Dalam beberapa tahun terakhir, media digital telah berkontribusi dalam mempromosikan tujuan atau objek wisata. Selain itu, media digital dinilai empat kali lebih efektif daripada media konvensional.

“Indonesia yang menyimpan berbagai kekayaan alam yang belum di ekspos ke luar. Salah satunya kecantikan alam dan budaya di Tolikara, Papua. Sejauh ini wisatawan hanya kenal Jayapura dan Raja Ampat. Padahal Tolikara tak kalah eksotik dan indah,” kata Ika Palimbunga, travel consultant saat berbicara dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Tolikara Papua Senin 28 Juni 2021.

Perkembangan media digital yang melanda seluruh lapisan masyarakat mampu menumbuhkan objek wisata yang terpendam menjadi semakin dikenal dunia. Di era kemajuan teknologi, ada perubahan perilaku para turis di mana mereka menginginkan lebih banyak informasi mengenai objek wisata.

“Media digital dapat menumbuhkan daya tarik pariwisata akibat adanya akses informasi yang mudah diperoleh lewat media sosial,” ungkap Ika. 

Turis atau konsumen lebih aktif mencari informasi di media sosial sebelum mereka berlibur ke suatu tempat. Dengan menampilkan konten pariwisata di dunia digital, maka proses promosi akan lebih maksimal dimulai dengan dreaming, planning, booking, experience dan sharing.

“Awalnya orang akan bermimpi dulu dengan melihat konten, kemudian merencanakan untuk datang dengan booking lalu menikmati pengalaman berwisata dan terakhir akan sharing pengalaman juga lewat media sosial tentunya dengan membagi juga lewat caption yang positif dan menarik,” imbuh Ika.

Ika mencontohkan, ia juga membuat channel youtube yang berisi pariwisata Papua dengan konten unik dan semenarik mungkin agar warganet mencari tahu lebih dalam tentang yang diulasnya.

“Saya membuat ulasan berikut foto dan video tentang jungle resto di Sentani yang menghadirkan wawasan tentang kuliner khas setempat lengkap dengan bahan dasarnya dari hutan, dimasak di dalam hutan dan dinikmati di dalam hutan juga. Seperti ini bisa menghadirkan keunikan Papua dari sisi lain.”

Ika juga mengatakan penting juga mempromosikan festival di sebuah daerah di dunia digital agar konten promosi pariwisata lebih beragam. 

“Seperti Festival Danau Sentani sangat bagus tapi kurang promosi, itulah mengapa penting sekali kita semua berkreasi lewat digital tentang destinasi-destinasi yang belum banyak diketahui wisatawan dunia,” tandasnya.

Sementara itu pembicara lain Yafeth Wetipo, Founder Highland Roastery juga mengulas kegunaan lain dunia digital untuk produk lokal. Menurut salah satu yang bisa digunakan untuk mendukung produk lokal di dunia digital adalah keberadaan e-market.

Menurutnya selain sebagai tempat berkumpul para pembeli, e-market juga berfungsi sebagai penghubung antara pedagang dan pedagang. “Selain itu e-market juga sebagai sarana berpromosi tanpa adanya pungutan biaya,” ujar Yafeth.

Khusus untuk produk lokal, kata Yefeth, e-market juga amat berguna untuk membantu para seller menemukan pembeli yang tepat dan membantu membantu membuka market lebih luas dan membantu dalam hal efisiensi modal awal untuk memulai usaha.

Dalam webinar yang digelar di Kabupaten Tolikara Papua yang dimoderatori oleh Eddie Bingky  ini menghadirkan Richy Hendra, Senior Security Engineer MAXPLUS, Royan Nobeel, CTO Viding.co, Yafeth Wetipo, Founder Highland Roastery, Ika Pujiningrum Palimbunga, SS, M.Par, Tourism Consultant, dan Key Opinion Leader Guntur Nugraha.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *