Membentuk Masyarakat Digital yang Beretika

0

Lombok Timur – Pandemi Covid-19 yang sudah terjadi selama satu tahun belakangan ini membuat teknologi ikut berperan serta mengubah tatanan masyarakat. Kehadiran teknologi yang semakin berkembang pesat seperti sekarang ini bukan lagi sekedar gaya hidup, melainkan kebutuhan. Untuk bisa siap menghadapi era digital yang semakin berkembang pesat, seluruh lapisan masyarakat harus ikut mendukung kegiatan tersebut. 

Hal inilah yang disampaikan oleh Makbuludin, S.Pd, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMKN 1 Sikur, Lombok Timur dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Nusa Tenggara Barat Kamis (24/6/2021) siang. Menurutnya, tenaga pendidik yaitu guru harus aktif berperan dalam transformasi digital. 

“Untuk mewujudkan transformasi digital ini harus terwujud dulu masyarakat digital. Yaitu masyarakat yang tidak hanya mengela teknologi, namun juga pintar dalam penggunaannya. Menggunakan teknologi untuk pembelajaran dan hal positif lainnya,” kata dia dalam memberikan paparannya. 

Dijelaskan lebih lanjut oleh Makbuludin, tugas lain seorang tenaga pendidik di era digital seperti saat ini adalah mampu menanamkan kepada murid mengenai literasi digital agar mereka bisa cakap dalam menggunakan teknologi di dalam kehidupan sehari-hari. 

“Awal pandemi tahun lalu, anak didik kami belum terbiasa mengerjakan tugas yang dikirimkan gurunya melalui WhatsApp orang tua mereka. Sehingga pekerjaanpun masih dikerjakan oleh orang tua. Namun seiring berjalannya waktu, para pendidik akhirnya bisa mengajak anak didik untuk mampu menggunakan teknologi digital untuk hal positif, salah satunya belajar,” tambah dia. 

Hal menarik lainnya adalah ketika ada beberapa tenaga pendidik yang dahulu sempat enggan terjun ke dunia digital namun saat ini mereka sudah mulai paham. “Hal positif yang bisa diambil dari kondisi pandemi seperti saat ini di sekolah kami adalah, kini semua guru sudah paham dengan perkembangan teknologi. Bahkan saat ini guru dan orangtua siswa sudah bahu membahu dalam mensukseskan pembelajaran secara daring.”

Menurut Makbuludin, guru sangat berpotensial untuk menjadi masyarakat digital. Pasalnya, tenaga didik adalah orang yang kesehariannya menggunakan teknologi dalam proses belajar dan mengajar. “Teknologi itu harus bermanfaat untuk dirinya sendiri atau orang lain. Jangan anggap teknologi sebagai pengisi waktu luang. Tetapi jadikan itu sebuah pembelajaran,” kata dia melanjutkan. 

Larangan sekolah tatap muka yang diimbau pemerintah sejak tahun 2020 lalu juga membuat guru dan murid harus mampu berkreasi. Bagaimana mereka mampu menciptakan sesuatu yang memudahkan pekerjaannya masing-masing. “Guru untuk mengajar dan murid untuk belajar.”

Selain itu, saat ini para guru juga dituntut untuk berkolaborasi dengan teman sejawatnya. Bagi Makbuludin, kini sudah bukan zamannya guru menjara sendiri. Tetapi mereka harus mampu berkolaborasi dengan tenaga pendidik lainnya guna mencerdaskan para murid. 

“Guru harus terus mengasah kemampuannya, menganalisis, dan juga menggunakan berbagai perangkat digital demi menunjang kebutuhan mengajar mereka sehari-hari,” tutupnya. 

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Siberkreasi di wilayah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Kamis (24/06/2021) pagi ini juga menghadirkan pembicara lain yakni Amelia Ayu Kinanti (Editor in Chief Fimela), Richy Hendra (Senior Security Consultant MAXPLUS), Aris Sudianto, M.Kom (Akademisi), dan Reza Aditya (Key Opinion Leader). 

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *