Selain Lindungi Budaya, Gubernur Koster Janjikan Infrastruktur Bandara dan Pelabuhan
Gianyar – Gubernur Bali I Wayan Koster memiliki impian besar selain bertekad melindungi adat dan budaya juga ingin mewujudkan infrastruktur darat, laut dan udara berstandar internasional.
Soal keberadaan adat dan budaya, Koster berujar dirinya tidak mau main-main.
“Untuk itu saya tidak akan main-main dalam melindungi adat dan budaya Bali,” ujar Gubernur Koster saat memberikan sembrana wacana pada upacara Karya Agung Mamungkah, Padudusan Agung, Ngenteg Linggih, Tawur Agung Pedanan di Pura Desa lan Puseh, Desa Adat Bentuyung, Ubud, Gianyar, Senin (16/9/2019).
Berulangkali pria kelahiran Sembiran Buleleng ini, menjelaskan visi misi yang diusung Pemerintah Provinsi Bali, yakni ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’.
Visi ini bertujuan melindungi Bali berikut isinya serta melestarikan adat dan budaya Bali beserta isinya.
Di lantas menjabarkan beberapa langkah yang telah dilakukan dalam upaya melindungi adat dan budaya Bali.
Sederet regulasi dibeberkan, seperti Perda No. 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat.
“Perda ini karena saya menilai keberadaan desa adat begitu vital bagi kelangsungan aspek religius, sosial dan budaya di Bali,” ujarnya.
Sebagai bentuk perhatian pemerintah akan eksistenai desa adat, Pemprov Bali akan membuat Dinas Pemajuan Desa Adat.
“Dinas inilah yang akan mengarahkan dan mengoptimalkan perencanaan dan pelaksanaan program desa adat,” ujarnya.
Selain itu regulasi lainya, Pergub No. 79 tahun 2018 tentang Penggunaan Busana Adat Bali serta Pergub No. 80 tahun 2018 tentang Perlindungan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali.
Dalam pergub ini, menurutnya, telah diatur pemakaian busana Bali yaitu pada hari Kamis, Purnama, Tilem, Hari Jadi Pemprov Bali serta acara-acara nasional dan internasional yang diadakan di Bali.
Pergub No. 80 mengatur agar instansi maupun swasta mencantumkam aksara Bali pada papan namanya.
“Jadi saya minta semua instansi dan pelaku wisata mencantumkan aksara Bali sebagai identitas kita, serta dalam upaya penyelamatan aksara dan bahasa Bali agar tidak punah,” jelasnya.
Selain penguatan adat, budaya dan agama, untuk mendukung kemajuan sektor pariwisata Pemprov juga tengah merancang pengembangan infrastruktur baik darat, laut maupun udara.
“Saat ini kita tengah membangun shortcut sehingga memudahkan mengakses Bali utara. Selain itu kita juga tengah mengembangkan pelabuhan-pelabuhan agar berstandar internasional.
Bahkan jalur kereta api bandara juga sedang dalam proses pengerjaan,” jelasnya.
Ia berharap, melalui program pembangunan infrastruktur ini bisa memudahkan masyarakat bahkan wisatawan dalam mengakses Pulau Bali. (zal)