Tips Layani Pelanggan di Marketplace sesuai Etika Digital

0

Raja Ampat – Perubahan gaya hidup terjadi pada banyak orang di era digital dan mempengaruhi berbagai aspek. Gaya hidup masyarakat saat ini hanya perlu dijalankan dengan satu gadget. Misalnya, dilihat dari cara kita mencari hiburan, biasanya di televisi saat ini bisa di dapat melalui gadget. Untuk mendapatkan informasi pun kita hanya butuh membuka internet dibandingkan menunggu koran di pagi hari.

“Perubahan cara berprilaku dari konvensional ke digital juga terjadi di dunia bisnis. Bisnis digital ialah jenis usaha yang memanfaatkan perkembangan teknologi untuk menciptakan dan memasarkan produknya,” ujar Ika Febriana Habiba seorang CX Manager di PT Digital Tunai Kita, saat menjadi pembicara dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Selasa (10/8/2021).

Bisnis-bisnis yang muncul di dunia digital pun berbeda dari biasanya, tidak hanya aktivitas jual beli di balik layar. Hal itu disampaikan oleh Ika yang juga mengatakan bahwa konten kreator di masa sekarang ini bisa dikatakan sebagai sebuah bisnis digital.  Atau contoh bisnis lainnya adalah blogger, karena bisa dijadikan uang dan peluang bisnis.

Kemudian juga, bisnis digital didorong oleh adanya marketplace yang banyak bermunculan. Tanpa modal pun, seseorang bisa melakukan bisnis di marketplace dengan menggunakan sistem dropshipper. Bisnis digital lainnya yakni membuat toko sendiri atau produk sendiri. Produk ini nantinya dipasarkan di toko online. 

Sebelum masuk ke marketplace ketika ingin memulai bisnis digital, pastikan platform yang dipilih sudah aman dan terpercaya, serta banyak digunakan masyarakat. Ini menguntungkan karena akan meningkatkan potensi penjualan.

Ia mengatakan, banyak UMKM yang merasa adanya peningkatan omzet saat terjun ke bisnis digital menggunakan marketplace. Jangkauannya pun semakin luas jadi di seluruh Indonesia. Selain daripada marketplace, banyak yang menggunakan media sosial untuk berjualan. Sekarang ini ada Instagram yang awalnya digunakan untuk membagikan foto kini dimanfaatkan untuk jualan, ditambah adanya fitur Instagram Shop.

“Dengan bisnis digital yang mulai marak, kita harus tetap berpedoman pada etika digital, yakni etika pelayanan yang akan kita berikan ke customer kita,” ujarnya.

Hal ini karena banyak kemudahan yang bisa didapatkan dari belanja online. Termasuk dengan harga barang yang bisa dibandingkan antar toko. Apabila kita tidak bisa memberikan pelayanan yang baik, ramah, dan menguntungkan bagi pembeli bisa jadi mereka pindah ke toko pesaing. 

Memberikan etika pelayanan terbaik pada customer dalam bisnis online dapat dilakukan dengan cara di antaranya:

1. Bersikap ramah kepada pembeli

2. Membalas semua pertanyaan yang diajukan oleh pembeli dengan ramah dan sopan

3. Menyapa pembeli dengan panggilan yang sopan

4. Jujur dalam menulis deskripsi barang ini berpengaruh kepada tingkat kepercayaan pembeli

5. Tidak menyalahgunakan data pembeli

6. Packing barang dengan rapi

Selain hal-hal tersebut, sebagai penjual kita juga bisa menanyakan kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang telah diberikan. Hasilnya bisa dijadikan evaluasi agar toko menjadi lebih baik kedepannya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Selasa (10/8/2021) juga menghadirkan pembicara, Alex Iskandar (Managing Director IMFOcus Digital Content Consultant), Muhammad Hanif Fikri (Kepala Seksi Hubungan Kelembagaan Pengembangan SDM Pariwisata, Raja Ampat), dan Adhy Basto (Key Opinion Leader).

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *