Jangan Asal Klik, Hati-hati Penipuan Era Digital!
Karangasem – Internet dan media sosial memiliki dua sisi mata uang yang berbeda. Di satu sisi, media sosial dapat memberikan ragam kemudahan di era globalisasi seperti sekarang.
Namun di sisi lain, media sosial juga dapat memberikan dampak negatif pada penggunanya, seperti terkena penipuan.
Berbicara dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Karangasem, Bali, Selasa (29/6/2021) Managing Director Maxplus Indonesia Anugerah – Abang Suluh Husodo membagikan beberapa jenis penipuan yang umum dilakukan di media sosial.
Jenis penipuan tersebut seperti upaya ambil alih akun media sosial, praktek pinjam uang, mama beli pulsa hingga titip transfer.
Selain media sosial, penipuan di media digital juga bisa dilakukan seperti di pasar online. Jenis penipuan tersebut biasanya berupa barang palsu atau barang fiktif, harga terlalu murah, atau DP yang tidak jelas.
Untuk itu, kata Suluh, penting bagi pembeli agar terus berhati-hati di internet seperti tidak mudah percaya dengan harga yang terlalu miring, tidak mudah memberikan simpati atau empati, tidak asal klik link di media sosial, dan memeriksa link pengirim email.
Lalu apa yang bisa dilakukan? Pertama, laporkan tindakan penipuan di platform; kedua, tidak mengumbar data pribadi di media sosial; dan ketiga, teliti sebelum bertindak lebih jauh.
“Internet membuka kesempatan yang sangat luas tapi kemampaun penggunanya sangat terbatas,” ujarnya.
Selain Abang Suluh, hadir juga sebagai pembicara dalam acara webinar tersebut Josephine Brightnessa, Budhi Sagita Wiratama, dan Rachel Septiana Chandra.
Dalam kesempatan tersebut, Digital Marketing Manager – Josephine Brightnessa memaparkan tentang tantangan dan solusi bagi brand-brand lokal di era digital seperti sekarang.
Tiga tantangan terbesar utama yang dihadapi brand lokal, kata Josephine, adalah modal, persaingan pasar dan mindset.
“Mindset orang di Indonesia kalau brand lokal itu kualitasnya gak bagus. Padahal salah banget, banyak brand lokal yang diakui di pasar internasional. Apalagi di digital pasarnya besar sekali,” katanya
Untuk itu dirinya memberikan solusi bagi brand lokal yang ingin bersaing di era digital.
Pertama, brand lokal bisa mulai memproduksi produknya dengan kuantitas kecil seperti membuat lima atau 10. Kedua, brand lokal bisa mulai memasarkan produk ke teman dan keluarga.
Ketiga, tentukan juga target customer agar biaya produksi efektif dan jaga hubungan baik dengan pembeli. Keempat, manfaatkan saluran promosi gratis di media sosial.
Ia juga meminta agar masyarakat tidak ragu melakukan kolaborasi, selalu meningkatkan kualitas produk, membuat produk mudah ditemukan dan dibeli, serta mengemas produk dalam kemasan menarik.