Pertama Di Malang, Webinar Series II ‘Cerdas Berdemokrasi’ Di Kuta Bali
Badung – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI menggelar acara Webinar Series II ‘Cerdas Berdemokrasi’ di Discovery Kartika Plaza Hotel Kuta Bali Kamis 15 April 2021.
Acara bertajuk “Jaga Berita, Jaga Cinta, Jaga Indonesia ini diikuti offline 50 jurnalis yang bertugas di Bali dan ratusan peserta daring dari sejumlah kota di Indonesia.
Para peserta maupun nara sumber yang hadir offline mengikuti acara ini dengan protokol kesehatan. Meski sudah menjalani vaksinasi lengkap, para jurnalis juga tetap terlebih dahulu menjalani rapid test sebelum memulai acara. Hadir sebagai nara sumber adalah Prita Laura (Tenaga Ahli Madya Kedeputian Informatika dan Komunikasi Publik Kantor Staf Presiden), Mayong Suryo Laksono (Anggota Dewan Pengawas LKBN Antara), Dwitri Waluyo (Redaktur Pelaksana Portal Infopublik.com), Heru Margianto (Redaktur Pelaksana Kompas.com). Tampil sebagai moderator Algooth Putranto (Alumnus Unud, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie).
Acara dibuka oleh Koordinator Informasi dan Komunikasi Politik dan Pemerintah Dwi Dianingsih. S.Sos, M.Si
Menurut Fitri, ‘Webinar Cerdas Berdemokrasi’ ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang demokrasi Pancasila di era pandemik Covid-19. Selain itu acara ini juga untuk mendorong perubahan perilaku para awak media agar positif dan penuh cinta kasih dalam pemberitaannya di media massanya demi kerukunan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
“Kami telah mengadakan Webinar seri pertama di kota Malang dan selesai seri 2 di Bali rencananya akan digelar di Pekanbaru,” kata Widyaningsih saat membuka acara.
Sementara itu, Prita Laura yang akrab disapa Lulu media memiliki peranan yang strategis untuk memberitakan kepada publik hal yang positif tentang pariwisata Bali. “Jangan sampai kita di media malahan memberitakan hal sebaliknya sehingga pariwisata Bali tambah hancur,” ujar Prita Laura.
a juga mengatakan saat ini kita berada di era disrupsi digital, apabila tidak hati-hati maka dampak informasi yang tidak bisa dibendung melalui media juga media sosial bisa memunculkan konflik baik skala kecil maupun besar mulai dari terkecil di keluarga.Kita harus tetap menjaga akurasi informasi lantaran tingkat kecepatan informasi kadang-kadang bisa menutup akurasi informasi yang disajikan media massa ke publik,” ujar Prita.
Prita juga berbagi soal refleksi diri yang kerap ia lakukan saat menjadi jurnalis tentang apakah sebuah berita yang ia hasilkan bisa membawa dampak positif pada masyarakat.Ia juga mengaku perlu sikap bijak selain mematuhi kaidah jurnalistik yang ada. Termasuk bijak untuk tetap menjaga persatuan dalam keberagaman, menghindari perpecahan serta tetap memupuk rasa cinta pada Indonesia.***