Ruang Privat Harus Dijaga Kerahasiaannya di Internet

0

Mataram – Perkembangan dunia maya saat ini semakin tak terbendung, apalagi di masa pandemi hampir semua sendi kehidupan manusia saat ini bertumpu pada ruang digital. Begitu banyak manfaat dari dunia digital untuk manusia agar tetap terhubung dengan dunia luar di saat keterbatasan kontak fisik menjadi kewajiban yang harus dipatuhi.

Menurut Prof .Dr Atun Wardatun, Dosen UIN Mataram dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin 19 Juli 2021 disamping sisi positif, ada dampak negatif bagi para pengguna dunia digital.

“Para pengguna ruang digital juga harus menyadari bahwa dunia maya jauh lebih berbahaya dari dunia nyata. Karena orang jahat di dunia nyata bertemu kita atau kita harus mendengar langsung apa yang mereka katakan sehingga relatif kita bisa menghindari,” ujar Atun Wardatun dalam webinar yang dipandu oleh Jhgoni Chandra.

Lebih lanjut, kata Atun, kita tak bisa menghidari dunia maya, sementara kita tidak tahu siapa yang melakukan itu, orangd dari mana saja. Dan orang bisa melempar baru sembunyi tangan dengan mudah di dunia maya.

“Akibat dari kelalaian di ranah digital maka akan dirasakan ke kehidupan nyata juga, yang dipenjara bukan di dunia maya tapi di penjara di dunia nyata,” imbuhnya. Untuk itu ia mengingatkan agar semua pengguna dunia digital harus menggunakan kemajuan teknologi secara bijak.

Karenanya ada hal-hal yang perlu disadari dalam menggunakan media sosial (medsos) yaitu sadar akan sisi positif dan negatif, juga jangan terlalu over sharing dan hati-hati apa yang menjadi ranah privat harus dijaga jangan diumbar.

Khusus buat para pengguna medsos yang kerap mengunggah curhatan, harus lebih waspada karena bisa berdampak buruk sebab bisa dimanfaatkan oleh orang lain untuk tujuan yang buruk.

“Kita bisa menjadi korban maupun pelaku dan kedua duanya perlu dihindari. Netizen maha benar, kita sendiri adalah netizen terhadap orang lain. Jika tak mau dinyinyiri jangan juganyinyir dan apapun postingan jangan dibawa baper,” terangnya.

Ia juga mengatakan pentingnya membagikan sesuatu yang positif di Medsos, sebab hal itu juga sejalan dengan pemahaman agama manapun.

“Bagikan hal-hal yang inspiratif, bukan bermaksud riya atau ingin dipuji. Kita bisa dijadikan contoh positif yang baik diikuti orang lain, tentu dalam pemahaman agam akan mendapat pahala selama orang melakukan kebaikan itu,” bebernya.

Untuk selalu berpikir dan bertindak positif maka ada hal hal yang juga harus kita lakukan agar selalu bisa memasukkan etika dalam dunia digital. Lakukan juga seleksi teman karena di ruang digital kita tak bisa mengontrol orang mau unggah apa. 

“Teman yang tidak bermanfaat, yang selalu menyebar hoaks boleh dihapus karena bisa merusak kesehatan mental kita. Anggap saja teman semacam itu sebagai virus yang harus kita hindari agar tidak tertular, karena kita bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan,” katanya. 

Untuk mengindari dampak negatif dari perkembangan medsos, masyarakat juga bisa melakukan disiplin waktu memakai medsos. Sebisa mungkin rutin detox medsos, semisal di akhir pekan membebaskan diri dari ponsel.

“Hal ini belakangan telah saya lakukan dengan 40 jam tanpa ponsel. Sangat menyenangkan dari Jumat hingga Minggu siang tanpa posenl dan tidak terlalu ketinggalan amat, banyak hal produktif yang bisa kita lakukan semisal membaca buku dan meningkatkan kualitas waktu dengn keluarga,” tandasnya.

Berhati-hati dalam bermedsos ini juga dibahas pembicara lain, Alex Iskandar, MBA, Managing Director IMFocus. Dikatakan Alex bahwa semakin marak dunia digital semakin marak pula kejahatan. Jadi kita harus tau modus operandi pelakunya agar bisa terhindar.

“Banyak kejahatan di internet yang kerap terjadi dan amat mengkhawatirkan, salah satunya adalah phising dengan modus mencuri data pengguna dengan pengelabuan. Kita ditipu secara tak sadar atau ditakut-takuiti dan diiming-imingi. Pelaku biasanya mengaku sebagai institusi yang berwenang,” ujar Alex.

Lebih lanjut, kata Alex biasanya pelaku memancing korban untuk memberikan informasi secara sukarela tanpa disadari sehingga data-data pribadi korban bisa dicuri dan dipergunakan untuk keuntungan pribadi pelaku.

Alex mengatakan, bahwa dari penelitian diketahui 32 persen pencurian data dilakukan dengan phising. Dan diketahui juga sudah ada 166 ribu lebih website phissing dan diperkirakan akan bertambah terus.

Ada beberapa jenis phising diantaranya adalah email phising, massive phising, whaling phising dan web phising. Dan yang terbanyak terjadi adalah email phising dengan jumlah sekitar 33,5 persen.

Email phising dilakukan dengan menggunakan email palsu untuk meyakinkan korban dan mengarahkan korban untuk meng klik link yang mereka bagikan. Sementara massive phissing dilakukan dengan mengirimkan ribuan atau jutaan email ke banyak orang. Sedangkan whaling phissing dilakukan dengan menargetkan individu penting, pengusaha dan lainnya.

Dengan mengerti modus operandi para pelaku kejahatan, kita bisa menghindari tipu muslihat pelaku. Untuk itu sebelum meng klik web yang ditawarkan harus didahului oleh pemikiran dulu. “Jangan terbalik, klik dulu baru share akan menyesal nantinya sudah terlanjur tertipu.”

Selain Alex dan Atun, juga hadir sebagai pembicara dalam webinar ini adalah Pro.Dr.H Salim, HS, SH, MH, Ketua Program Magister Kenotariatan Universitas Mataram dan Ari Lesmana.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi menyelenggarakan Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital. Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *